Minggu lalu, saya menerima sms dari Anggota DPR Fraksi PAN : Bpk. Alvin Lee. Beliau menyampaikan protes keras atas apa yang dilakukan Puteri Indonesia 2005, Nadine Chandra Winata, berikut bunyi sms-nya:
“Ketum Paguyuban Puteri Indonesia, saya Alvin Lee menyampaikan PROTES KERAS atas Nadine, Puteri Indonesia (PI) 2005-2006, yang tampil promosikan MEROKOK, gaya hidup & anti sosial yang berbahaya untuk kesehatan. Disamping promosikan ‘French Kiss’. Lihat IndoPos hari ini 19 Jan 06. Saya hormati pilihan gaya hidup pribadi untuk merokok. Tapi seorang PI ketika tampil di publik sudah bukan pribadi lagi. PI adalah milik bangsa Indonesia, berfungsi sbg TELADAN & PANUTAN. Wakil KARAKTER & WAJAH perempuan Indonesia selain fungsi2 sosial lain. Pilihan Nadine untuk kejar FULUS & KARIER, lupakan tanggung jawab sosial sungguh sangat mengecewakan. Apakah figure seperti ini patut wakili RI dipentas Miss Universe? Selama ini saya dukung penyelenggaraan PI karena saya nilai cukup baik manfaatnya buat Indonesia. Namun jika gelar PI hanya untuk mempromosikan gaya hidup negatif seperti yang dilakukan Nadine, lebih baik dihapus saja PI. Sdri Angelina sebagai mantan PI & sekarang ketua wadah para mantan PI berkewajiban ambil langkah korektif jika ingin jaga martabat PI. Salam.”
Saya menyadari kenapa protes ini disampaikan melalui saya. Memang, mau tidak mau saya harus dapat menerima setiap kritik yang ditujukan kepada Puteri Indonesia, karena image tersebut sudah melekat pada diri saya.
Terus terang berbicara soal Puteri Indonesia mengingatkan pada ‘tantangan’ yang saya hadapi saat menulis buku : “Kecantikan Bukan Modal Utama”, tahun 2002. Buku tersebut intinya memaparkan; Bagaimana memandang dan mengartikan kecantikan itu sendiri. Bagaimana perempuan tidak menjadi budak dari arti kecantikan lahiriah yang salah, dan orang lain tidak berhak untuk menentukan definisi cantik itu buat masing –masing perempuan. Selain itu, ada bab yang berisikan kegiatan saya selama menjadi Puteri Indonesia dan penjelasan tentang persepsi saya mengenai Puteri Indonesia. Ada satu paragraf yang menjadi kontroversi pada saat itu, yaitu tulisan tentang kekecewaan saya yang berkaitan dengan aktivitas selama menyandang gelar Puteri Indonesia, yang lebih banyak di dominasi dengan kegiatan-kegiatan yang ‘menjual’ kecantikan lahiriah seperti demo kecantikan di Mall. Bagian inilah yang pada akhirnya memunculkan kontroversi.
Memang sebelum saya menyandang gelar Puteri Indonesia pernah terpikir dibenak saya bahwa fungsi terbesar dan utama dari Puteri Indonesia adalah bagaimana sosok Puteri Indonesia dapat melakukan hal–hal yang benar–benar menyentuh masyarakat yang termarjinalkan, dan dapat menyelesaikan sebagian permasalahan sosial yang sedang melanda bangsa kita. Saya membayangkan seorang yang menyandang gelar Puteri Indonesia akan berkeliling ke seluruh Indonesia untuk mengunjungi mereka yang kurang beruntung dan membutuhkan uluran tangan. Inilah definisi idealisme seorang Puteri Indonesia menurut saya pada saat itu.
Namun setelah muncul kontroversi dari buku tersebut, saya mencoba mengulas balik tehadap peristiwa yang terjadi. Dan akhirnya saya menyadari bahwa Puteri Indonesia adalah bagian dari satu kontes kecantikan yang erat kaitannya dengan dunia entertainment, showbiz dan commercial. Hal ini tentunya sudah sangat wajar dalam dunia bisnis dimana satu produk berusaha melakukan ‘positioning’ dan ‘branding’ yang lebih kuat dalam menghadapi era ‘over-choices’ seperti sekarang ini. Intinya Puteri Indonesia itu ada di dalam domain tersebut dengan tidak melupakan kontribusinya untuk masalah – masalah sosial. Dan kita bersyukur Yayasan Penyelenggara Puteri Indonesia tidak semata – mata ‘commercial oriented’ tapi juga berpartisipasi dalam usaha menciptakan remaja Puteri Indonesia yang tangguh menghadapi tantangan globalisasi. Paling tidak, seorang ‘Puteri Indonesia’ membuka kesempatan bagi perempuan Indonesia untuk bisa mewujudkan impiannya.
Sebenarnya pemilihan Puteri - Puterian telah diadakan sebelum Yayasan Puteri Indonesia (YPI) didirikan. Kita tentunya mengenal nama Dewi Motik (bunda ku yang selalu memberikan pandangan bagaimana me’manage’ cinta itu, terima kasih Bunda), Irma Hadisuryo (Sosok yang menjadi inspirasi saya sebagai Miss Indonesia yang smart dan tetap bertahan dengan kecantikan intelektualnya), Titi Dwi Jayanti yang sempat membuat ‘heboh’ Indonesia karena mengikuti kontes Miss World, dan masih banyak nama lain yang sempat mewarnai dunia kontes kecantikan di Indonesia.
Dengan berdirinya YPI ini, maka ada satu kontes Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) yang rutin diadakan setiap tahun sejak tahun 1992 dengan satu tujuan mulia untuk membangun karakter perempuan Indonesia yang memiliki 3 B – Brain, Beauty and Behaviour. Puteri Indonesia pertama tahun 1992-1993, Indira Soediro (Mba Indira yang tetap cantik dan mampu mempertahankan sosok Puteri Indonesia yang memiliki 3 B. Sampai saat inipun kecantikan lahiriahnya tidak luntur). Tahun 1994 terpilih Vena Melinda, lalu Shanty Manuhutu di tahun 1995, dan Alya Rohali tahun 1996. Setelah Alya Rohali, PPI sempat terhenti beberapa waktu karena berbagai hal, seperti: krisis ekonomi, yang berlanjut dengan krisis multidimensi. Penghentian ini juga berhubungan dengan adanya pro kontra mengenai kegiatan tersebut.
Tahun 2000, PPI kembali lagi diadakan dengan pemenangnya Bernica Ifada. Kemudian berlanjut tahun 2001 yang dimenangkan oleh Angelina Sondakh (saya sendiri), Melanie Puteria (2002) dan Dian Krishna (2003). Pada 2004, terpilih Artika Sari Devi, yang kembali mengikuti pemilihan Miss Universe beberapa waktu lalu di Bangkok, Thailand. Walaupun keberangkatan Artika ini mendapat protes dari berbagai kelompok. Dan pada tahun 2005 terpilihlah Nadine Chandra Winata.
Ketika ada wacana untuk mengirim wakil Puteri Indonesia pada kontes tingkat dunia, sudah dapat dipastikan pro maupun kontra akan segera bermunculan yang tidak jarang berujung dengan berbagai aksi demontrasi turun ke jalan. Wacana tersebut, umumnya berkutat pada sebuah pilihan apakah Indonesia perlu mengirim wakilnya dalam kontes-kontes seperti ini atau tidak. Salah satu alasan yang sering dijadikan dasar pemikiran bagi mereka yang setuju adalah bahwa dengan mengikuti kegiatan semacam ini, maka nama Indonesia akan lebih dikenal di dunia internasional sehingga dapat meningkatkan dunia pariwisata kita. Sedangkan bagi mereka yang kontra, antara lain berpendapat bahwa mengikuti kontes-kontes semacam ini tidak layak untuk diikuti bangsa Indonesia, karena tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Salah satu dari kontroversi tersebut adalah bahwa dalam satu sessi, para peserta harus menggunakan pakaian bikini atau swimsuit one piece (baju renang yang bukan bikini) di atas panggung. Kontroversi abadi, begitulah saya menyebutkan masalah pro kontra ini.
Dalam konteks keglobalan tentunya kita melihat ini sebagai ajang yang akan membangun keunggulan kompetetif, namun bagaimana jika kita melihat dari kacamata budaya dan toleransi beragama? Biarlah masing – masing kita menjawab. Yang pasti bagi saya, terlepas pro kontra yang ada, masalah ini harus diselesaikan dan dicarikan jalan keluar untuk menghentikan kesimpang siuran ini. Perlu ketegasan baik pemerintah maupun stakeholder yang berkepentingan untuk memutuskan apakah setuju mengirim Puteri Indonesia ke Miss Universe atau tidak. Pemerintah sebagai regulator dan fasilitator berkewajiban untuk memutuskan dan menjelaskan kepada masyarakat mengenai sikap yang diambil pemerintah dengan alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam konteks ini, pemerintah sebetulnya telah mengeluarkan sebuah regulasi melalui sebuah SK Mendikbud RI No.0237/U/1984 yang mengatur tentang berbagai kegiatan pemilihan ratu kecantikan. Peraturan ini oleh beberapa pihak dipakai sebagai alasan untuk sebaiknya tidak mengirimkan Puteri Indonesia ke ajang Miss Universe, tapi juga menurut beberapa pihak SK Mendikbud ini sudah usang dan seharusnya tidak berlaku lagi. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah menyikapi soal ini ? apakah masih relevan, atau harus direvisi atau dicabut ? Ini semua menjadi wacana kita semua. Sebenarnya dalam kasus Pro Kontra ini, ada beberapa usulan yang sebenarnya bisa dijadikan jalan keluar agar semua pihak merasa ‘didengarkan’. Mungkin akan menjadi gebrakan yang luar biasa apabila Indonesia menjadi ‘pioner’ atau ‘penggagas usulan : semua Negara Islam yang mengikuti Miss Universe tidak usah mengenakan busana swimsuit diatas panggung. Dan saya rasa apabila memang prinsip pemilihan Miss Universe itu adalah “Brain” maka hal ini sebenarnya bisa ditoleransi dan harusnya bisa diterima. Apalagi sering kita mendengar bahwasannya sesi swimsuit itu hanyalah bagian kecil dari penilaian Miss Universe tersebut. Jika memang hanya menjadi bagian kecil dari penilaian sudah barang tentu pihak penyelenggara pun tidak akan keberatan dengan usulan tersebut. Justru ini akan menjadi kegerakan untuk menaikkan harkat dan martabat Indonesia yang mampu mengambil sikap, tidak semata – mata mengikuti apa yang dikehendaki oleh pihak penyelenggara Miss Universe.
Atau mungkin ada usulan2 yang sebenarnya bisa menengahi apa yang selama ini menjadi Pro Kontra Miss Universe : MEMAKAI BIKINI / BAJU RENANG DIATAS PANGGUNG.
Nah, kembali lagi kemasalah sms diatas… jujur saya tidak ingin mengomentari Nadine sebagai pribadi. Gaya hidup adalah pilihan dan saya sangat menghargai itu. Untuk itulah saya tidak berhak menjudge ataupun menjustifikasi perilsaya dan sikap Nadine. Nadine bagi saya adalah sosok yang cantik dan menarik. Namun demikian, sebagai mantan Puteri Indonesia serta image yang telah melekat pada diri saya, maka saya tergerak untuk melihat dan memberikan pandangan soal “Gelar Puteri Indonesia” sekarang ini. (mudah – mudahan ini bisa dilihat secara proposional dan tidak disalah artikan). Apakah arti selempang Puteri Indonesia sekarang ini?
Apakah masih mencerminkan 3 B (Brain, Beauty, Behaviour), sepertinya dengan adegan merokok dan French kiss (yang walaupun dilakukan sebelum Nadine menjadi Puteri Indonesia) meruntuhkan sosok Puteri Indonesia yang selama ini diandalkan menjadi icon untuk mendorong remaja Puteri Indonesia turut menjadi pilar melestarikan budaya bangsa dan mempertahankan identitas bangsa kita. Mungkin solusinya adalah film tersebut ditayangkan setelah jabatan Puteri Indonesia tidak lagi di Nadine. Kalau pendapat ini dianggap terlalu naïf, mungkin sebuah perjanjian yang bersifat mengikat antara pihak penyelenggara dengan pemenang Puteri Indonesia perlu dibuat?. Sudah barang tentu dalam surat perjanjian itu memuat antara lain hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang Puteri Indonesia.
Seorang “Puteri Indonesia” menurut pendapat saya, harus menjadi inspirasi dan motivasi bagi remaja-remaja puteri Indonesia pada umumnya, untuk berani dan bangga menjadi diri sendiri dengan mengedepankan nilai-nilai luhur yang menjadi pegangan “perempuan timur”. Kaum perempuan Indonesia juga harus mampu menunjukkan kemampuan intelektualnya, sehingga dapat menjalankan peran dan fungsinya secara maksimal di masyarakat. Pada hakekatnya kecantikan seorang perempuan terpancar dari kebaikan hatinya (inner beauty). Oleh sebab itu definisi cantik mempunyai kekuatan ‘tersendiri’, dalam arti setiap orang berhak menentukan definisi 'cantik' itu sendiri.
Demikian juga dengan adanya komentar-komentar yang ditujukan kepada saya sehubungan dengan paparan yang saya bawakan dalam sebuah kesempatan menjadi nara sumber sosialisasi MPR di Magelang. Seperti surat pembaca yang dimuat di sebuah harian terkemuka beberapa waktu yang lalu, yang menuduh saya diskriminatif atas terpilihnya Nadine sebagai Puteri Indonesia 2005. Jujur saya katakan, saya tidak pernah bermaksud mendiskriminasikan hal apapun dan dan saya tidak mempersoalkan keturanan asli Indonesia atau bukan. Bagi saya siapapun yang terpilih ia harus mampu menjadi panutan bagi remaja puteri Indonesia. Sekaligus menjadi inspirasi dan menumbuhkan harapan akan masa depan perempuan Indonesia yang tangguh dan berkepribadian sesuai dengan nilai – nilai yang kita anut. Sehingga dalam konteks inilah maka penyelenggaraan kontes kecantikan dan serupanya harus mempunyai batasan idealisme definisi kecantikan Indonesia yang bagaimana yang akan di’trend setter’kan dibenak remaja puteri kita. Dalam pemahaman saya, pemilihan Puteri Indonesia dengan Puteri Indonesia yang terpilih harus mampu menjadi ‘trend setter’ yang akan diadopsi remaja puteri Indonesia. Sehingga standar yang harus diterapkan adalah yang mempunyai muatan ‘membumi’ dengan mempertimbangkan suasana dan kondisi physicologis dari sebagian besar perempuan Indonesia. Pemilihan Puteri Indonesia harus mampu untuk menghargai dan mengembangkan ‘kecantikan Indonesia’ yang sangat beragam. Saya berpendapat bahwa ukuran cantik yang kita pakai jangan selalu menjadi ‘momok’ dan harus mengikuti selera ‘pasar’ yang dibentuk oleh ‘kacamata’ industri (maaf) kosmetik dan fashion. Mungkin Pemilihan Puteri Indonesia harus mampu mengambil sikap ‘membentuk pasar’ dari pada ‘mengikuti pasar’ sebagai bagian daripada tanggung jawab moril ketika kita melihat tujuan dari pemilihan Puteri Indonesia. Dengan demikian maka akan muncul icon’ Puteri Indonesia’ yang benar – benar bisa menumbuhkan semangat ‘cantik Indonesia’ yang beragam.
Tapi sekali lagi, maaf, ini adalah pandangan saya, dan saya pun menghargai apabila ada pendapat dan pandangan lain yang tidak sama dengan saya. Justru perbedaan inilah yang menjadikan kita bisa menghargai arti dari demokrasi itu sendiri.
Sebenarnya point yang ingin saya stressed out pada saat itu adalah bagaimana kita mempertahankan nasionalisme dan kebanggaan atas bangsa kita sendiri. Saya beri contoh: kita mulai dengan menciptakan ikon-ikon yang betul-betul dapat memberikan semangat bagi generasi muda Indonesia untuk cinta dengan ke-Indonesia-annya sendiri. Saya menganggap Pemilihan Puteri Indonesia sebagai satu ajang yang dapat membentuk jalan atau lebih daripada itu menciptakan kriteria atau bahkan definisi dari kecantikan ala Indonesia yang sangat beragam (ada cantik Aceh, cantik Batak, cantik Bali, cantik Jawa, cantik Manado, cantik Maluku, dan masih banyak lagi). Daripada kita ikut memaksakan diri untuk menjadi cantik seperti yang distandarkan oleh katakanlah satu pemilihan bertingkat dunia seperti Miss Universe.
Semua ini dilandasi dengan harapan saya ingin melihat di masa depan bahwa kecantikan Indonesia bisa diakui dunia sama seperti Chinese Beauty, India’s Beauty, Mexico’s Beauty, bahkan sampai yang berkulit gelap seperti Naomi Campbell diakui kecantikannya. Tidak ada sama sekali maksud untuk mendiskriminasikan Puteri Indonesia 2005, namun lebih kepada pemikiran dan masukan bagi penyelenggara untuk bisa menetapkan standard Puteri Indonesia yang lebih ‘menyentuh bumi’ dan tidak mematikan harapan sebagian besar perempuan Indonesia yang ‘jauh’ dari ‘sosok ini’.
Saya tidak mempermasalahkan atau bahkan melarang seorang Puteri Indonesia berdarah campuran (Indo), tapi justru yang ingin saya pertanyakan bagaimana komitmen kita sebagai anak bangsa memandang permasalahan yang menimpa sebagian besar remaja Puteri kita, yang akhirnya minder dan bahkan melakukan upaya-upaya yang tidak sehat untuk menjadi seperti ‘Puteri Indonesia’ (maaf : berkulit putih, hidung mancung, dll) seperti standar yang ditetapkan ‘majalah-majalah luar’. Karena tentunya ini dilandasi keinginan saya (seperti dalam buku saya : Kecantikan bukan modal utama saya) bahwa saya tidak ingin melihat remaja perempuan Indonesia diperbudak oleh arti atau pandangan mengenai kecantikan lahiriah yang salah …. Karena sejujurnya yang perlu kita dorong sekarang adalah bagaimana remaja perempuan kita tidak lagi hanya terfokus pada kecantikan lahiriah tapi juga kecantikan intelektual yang akan membuat perempuan Indonesia lebih bermartabat, terhormat dan dihargai.
Dan tentunya dalam kesempatan ini, saya akan pergunakan untuk meminta maaf apabila dalam penyampaian saya atau dalam publikasi-publikasi yang ada di media selama ini, terkesan saya diskrimintif terhadap yang berdarah campuran. Terus terang hal itu jauh, dari pemikiran saya. Sekali lagi yang ingin saya utarakan, bagaimana kriteria ‘panutan’ masyarakat Indonesia seperti Puteri Indonesia bisa membantu remaja Puteri kita untuk dapat ‘menghargai kecantikannya sendiri’ dan tidak minder maupun putus asa dengan keadaan yang dimilikinya. Puteri Indonesia dapat mendorong remaja Puteri untuk bangga menjadi perempuan Indonesia dan membantu menjadikan ‘Indonesian Beauty’ yang beragam, tersohor keseluruh dunia. Karena pada dasarnya, setiap perempuan mempunyai kecantikannya sendiri-sendiri.
Tentunya tidak ada yang bisa kita salahkan selain mencoba untuk merenungkan dan mencari solusi agar supaya generasi muda kita menemukan sosok perempuan idaman yang bisa dijadikan panutan demi masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik.
Dalam kesempatan ini saya mengusulkan pihak penyelenggara Miss Universe memberi perlakuan khusus kepada Negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Negara Islam untuk tidak mengikutsertakan sesi dimana seorang peserta harus tampil dengan pakaian swimsuit di atas panggung, karena sekali lagi apabila memang sesi ini hanyalah bagian kecil dari penilaian maka akan sangat bijak apabila penyelenggara bisa memberikan “toleransi” bagi kontestan yang berasal dari Negara Islam atau Negara yang berpenduduk Islam
-Angelina Sondakh-
Penerbangan Garuda Pekan Baru – Jakarta 26 Jan 06
Cinta adalah anugerah dari Sang Pencipta...tetapi, untuk bersatu dalam sebuah rumah tangga, haruslah satu iman...Ada banyak cara Tuhan untuk meberikan hamba-hamba-nya hidayah...Salam buat Anda berdua..tetaplah bersahabat, ok?
Posted by: NOFARKI | March 17, 2009 at 02:40 PM
Kepada : Yayasan Puteri Indonesia
Dengan hormat
Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu
Nama : Nuramid Hasjim Rosidi
Alamat : jl trunojoyo no 53 banaran kertosono
Nganjuk 64311
No telp : 085257104576
E mail : [email protected]
Pendidikan : sekarang ini saya sedang menempuh pendidikan S1
Jurusan Manajemen Universitas Trunojoyo
Madura
Perihal : masukan untuk yayasan puteri Indonesia .
Ingin sekali rasanya menjadi bagian dari yayasan puteri Indonesia terutama saat mempersiapkan puteri Indonesia di kontes miss universe, melalui surat ini saya ingin menyampaikan pendapat saya soal keberangkatan puteri Indonesia ke kontes miss universe.
Pro dan kontra selalu menyertai keberangkatan puteri Indonesia di kontes kencantikan internasional. Keinginan Alya Rohali, puteri Indonesia 1996 untuk berlaga di kontes kecantikan internasional miss universe terhambat karena larangan yang di berikan oleh ibu Tien Suharto. Sehingga setelah keberangkatan alya untuk meninjau tentang miss universe dikeluarkan larangan untuk adanya kontes kecantikan di Indonesia dan larangan menikuti kontes kecantikan internasional.
Saya mencoba melakukan penelitian terhadat busana yang dikenakan puteri Indonesia di ajang miss universe melalui berita di Koran, tabloid atau internet. Inilah hasil penelitian saya mengenai busana yang dikenakan puteri Indonesia :
Artika Sari Devi
Prestasi membanggakan diperoleh artika sari devi di kontes miss universe 2005, artika merupakan satu satunya finalis dari asia yang masuk 15 besar miss universe meskipun persiapan artika sangat singkat. Hal ini tak lepas dari busana yang dikenakan artika saat di Thailand . Kebaya Bali modifikasi karya anne avantie memukau perhatian para juri tapi keberuntungan memihak Indonesia di kompetisi national costum. Busana yang dikenakan artika membuat iri kontestan lainnya dan ada yang membuat humor untuk wakil pertama dari Indonesia “ kalau miss Indonesia selalu memakai gaun yang bagus seperti ini kami akan mundur dari kontes ini.” Selain memakai kebaya artika tampil anggun dan terlihat menonjol dengan jas model bleser yang dipadukan dengan celana dan rok. Untuk gaun malam yang dikenakan saat malam final, banyak orang berpendapat kalau kegagalan artika menembus 10 besar diakibatkan oleh gaun bertema glam rock tersebut. Busana karya kanaya yang memperlihatkan paha artika dianggap tidak cocok dikenakan oleh puteri Indonesia dari bangka belitung tersebut dan busana tersebut dianggap tidak mencerminkan Indonesia .
Nadine Chandrawinata
Hal serupa juga dialami oleh Nadine Chandrawinata. Foto resmi Nadine menjadi pusat perhatian di situs resmi miss universe 2006. Nadine sempat menjadi jawara dan menjadi unggulan calon pemeroleh mahkota miss universe, meskipun demikian Nadine gagal menembus 20 besar. Nadine berhasil menjadi runner up 1 pada sesi nasional kostum dan yang sangat menejutkan busana bertema ratu kencono wungu karya desainer yang juga perancang nasional kostum artika tersebut sempat ditawar oleh panitia kontes kecantikan nomer satu di dunia. Banyak kontestan yang memuji keindahan busana yang digunakan Nadine setiap hari. Terjadinya insiden kecil yang terjadi pada Nadine saat mengikuti acara lelang souvenir tidak membuat Nadine grogi. Nadine melangkah anggun memasuki ruangan dan banyak wartawan memanggil nama Indonesia agar bisa mengambil foto Nadine yang saat itu mengenakan kebaya warna coklat karya anne avantie. Busana malam final model kemben berwarna gradiasi pink juga menbius para penonton.
Agni pratista
Terjadinya diskriminasi dialami oleh pemain film mengejar matahari ini pada saat puteri Indonesia 2006 ini melihat-lihat busana disebuah toko di meksiko saat mengikuti miss universe 2007. Hinaan diucapkan oleh penjaga toko terhadap buruknya selera busana orang asia dan larangan orang asia melihat busana yang dijual di toko tersebut. Kebudayaan dayak diangkat agni di kompetisi busana nasional, tapi sayang busana karya anne avantie tidak ada penilaian untuk nasional kostum, dan saat itu miss Malaysia juga mengenakan busana yang sama seperti agni. Busana yang dikenakan untuk keseharian agni saat mengikuti miss universe menurut saya tidak ada yang mencuri perhatiaan. Sanggat disayangkan pada saat acara lelang souvenir agni hanya mengenakan busana “ u can see” dan untuk acara acara lainnya juga. Pakaian malam dan grand final terlihat biasa karena tidak ada permainan warna yang menonjol pada gaun tersebut.
Puteri Raemawasti
Miss universe 2008 ini menbuat kontroversi tentang keberangkatan wakil Indonesia di miss universe muncul kembali. Setelah Nadine mengenakan pakaian senag model bikini menbuat kontroversi di Indonesia , puteri Indonesia 2007 ini inggin mengulang kontroversi. Raema berani mengenakan busani bikini pada saat presentasi pakaian renang, sebelumnya puteri asal blitar ini mengenakan pakaian renang warna hijau model one picess untuk pemotretan. Untuk tahun ini mahasiswi its ini mengangkat batik sebagai pilihan busana di miss universe yang diadakan di Vietnam . Raema terlihat anggun saat mengenakan batik berwarna ungu persembahan dari allure saat malam final,begitu juga dengan batik warna kuning yang juga persembahan dari allure saat malam dinner. Kebaya cantik dari puteri anne avantie, intan avantie menberi tampilan yang berbeda untuk raema. Tak kalah dari anaknya busana nasional karya anne avantie sangat indah, tetapi busana yang terbuat dari jerani tersebut belum juga membuat Indonesia memperoleh juara nasional kostum. Disebutkan dalam Koran Jawa Pos tas yang terbuat dari enceng gondok mencuri perhatian para kontestan.
The next miss Indonesia
Berdasarkan dari penalaman-pengalaman busana puteri inidonesia sebelumnya saya ingin memberiken beberapa masukan busana yang mungkin bisa mambantuntu yayasan puteri Indonesia dalam nempersiapkan busana untuk puteri Indonesia 2008 di ajang miss universe 2009. Saya melihat bahwa busana yang dikenakan keempat puteri Indonesia selalu memamerkan kemulusan paha. Untuk tahun 2009 busana yang di kenakan miss Indonesia saya membuat tema “ back to Indonesia culture” . saya ingin meminimalkan pamer paha, kalau diplesetkan maenjadi “pupuler” ( pupu ne di ler ) agar menunjukan citra Indonesia .
Kebaya anne avantie
Manurut saya kebaya karya anne avantie memiliki nilai yang sangat tinggi ( sampai saya tidak bisa mengungkapkan tentang keindahan kebaya tersebut) keberaniannya memadukan warna warna gelap membuat saya terkesima. Mungkin bukan hanya saya yang terkesima, saya membaca di sebuah tabloid yang menceritakan kedatangan miss universe di Indonesia juga menulis miss universe sangat menyukai kebaya anne avantie. Bahkan miss universe 2006 zulaika rivera tidak berhenti mengucapkan kekagumannya pada busana kas Indonesia tersebut “I love this gawn”. Sempatkan mengenakan kebaya tiap hari.
Busana malam
Kebaya sulam gim karya anne avantie, kebaya yang dikenakan untuk pengantin kalangan bangsawan ini sangat indah apabila dikenakan untuk malam final. Kebaya berbahan beludru warna hitam, biru atau maroon ini dengan sulam benang emas dengan ornamen saperti pahatan di sisi-sisinya memperlihatkan keanggunan pengantin Indonesia .
Kebaya untuk acara lelang souvenir
Masih mengenakan rancangan anne avantie, kebaya muslim lengkap dengan jilbabnya akan memberikan sensasi di perhelatan bergengsi tersebut. Disini saya ingin menunjukkan bahwa cantik itu tidak harus buka-bukaaan. Dengan mengenakan jilbab di miss universe akan memberikan motivasi untuk para muslimin di berbagai dunia. agar lebih percaya diri untuk tampil di berbagai acara.
Nasional kostum
Sebelumnya saya terinspirasi dari pemenang national costume miss universe. Miss jepang menang karena busana perang lengkap dengan samurainya. Dari situ saya teringat dengan kisah mantili, pendekar wanita di serial brahma kumbara. Pakaian pendekar wanita lengkap dengan pedang berlaga di miss universe. Kontroversi tentang reog ponorogo yang diakui sebagi kebudayaan malaisia membawa saya ke dalam lamunan “ bagaimana kalau puteri Indonesia mengenakan “BARONGAN atau PENTULAN ” di nasional kostum ?”. Selama ini untuk nasional kostum selalu menampilkan keanggunan wanita Indonesia dengan pakaian daerahnya, kali ini tidak ada salahnya apabila menampilkan sisi kekuatan dan mistis Indonesia .
Busana red carpet, pawai dan kunjungan
Inilah saat penampilan sepektakuler dari Indonesia , puteri Indonesia akan mempertunjukkan keindahan Indonesia dengan mengenakan kebaya dan mengenakan topeng kerajinan Indonesia . Rancangan Batik kasual atau batik model muslim bisa jadi pilihan untuk acara sehari -hari.
Pakaian kontroversi
Untuk menghilangkan kontroversi di Indonesia . Pengenaan pakaian renang bisa disiasati dengan mengenakan sarung pantai. Dan model pakaian lainnya dari beberapa desainer Indonesia . Yang saya tempilkan gambarnya.
Sekian dari saya apabila ada kesalahan dalam ucapan saya, saya mohon maaf. Saya berharap bisa membantu dalam memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia. Saya berencana membuat sebuah buku tentang “ perjuangan miss Indonesia “ dan buku mengenai “ busana Indonesia”, saya mohon bantuannya agar buku tersebut dapat tercipta.
Saya tunggu balasan dari pihak yayasan puteri Indonesia .
Terima kasih.
Posted by: hasjim | January 19, 2009 at 07:07 PM
saya sangat setuju dengan mb' angie...
saya pikir perlu di kaji ulang dalam hal kontes putri indonesia, bukan sekedar kecantikan yang lebih di utamakan.
Tapi kalau dapat Putri Indonesia juga sebagai pioner gerakan prempuan, agar perempuan n lebih setara dan merdeka dalam menentukan inspirasi. KDRT terhadap perempuan masih saja berlangsung sampai saat ini...Putri Indonesia harus dapat juga sebagai ikon penyelamatan perempuan dibawah umur yang diperjuanl belikan.
salam peduli kita, untuk kemanusiaan
Posted by: Mahrani Nirwan | December 03, 2008 at 01:04 AM
Meskipun sudah lama saya membaca "Kecantikan Bukan Modal Utama Saya", "pesan" yang ada dalam buku itu masih menginspirasi. Ternyata isinya bukan hanya sekedar trend atau gebrakan awal, tapi makna "hidup" di dalamnya terdapat "nilai kehidupan" yang dapat meningkatkan kualitas "mami", yang mana merupakan kunci dari kemajuan negeri ini! Saya tunggu "catatan pemikiran" Mbak Angie selanjutnya dalam menyikapi hidup yang "mendewasakan"! Thanx!
Posted by: Shanty Mahanani | November 26, 2008 at 12:10 PM
Meskipun sudah lama saya membaca "Kecantikan Bukan Modal Utama Saya", "pesan" yang ada dalam buku itu masih menginspirasi. Ternyata isinya bukan hanya sekedar trend atau gebrakan awal, tapi makna "hidup" di dalamnya terdapat "nilai kehidupan" yang dapat meningkatkan kualitas "mami", yang mana merupakan kunci dari kemajuan negeri ini! Saya tunggu "catatan pemikiran" Mbak Angie selanjutnya dalam menyikapi hidup yang "mendewasakan"! Thanx!
Posted by: Shanty Mahanani | November 26, 2008 at 12:06 PM
memang sih yang namanya publik pigur harus bisa jaga itu, martabat dan harga diri didepan umum, yah mudah2an nggak ada nadine2 yang lain kaya gitu oke gimana, salam buat papi deng mami angky dan family serta ketiga anaknya ya, (dari alam dikaltim,trima kasih)
Posted by: alam_paser | October 22, 2008 at 10:11 PM
Mbak Angelina yang baik,
Saya sangat mengharapkan sekali kapan ya kontes Puteri Indonesia dihentikan? Mbak mungkin tahu apa itu sesi swimsuit di Miss Universe? Itu sudah sangat menyakiti bangsa Indonesia :( Saya sedih kenapa yang membela kebenaran dihujat tapi yang memoles keindahan palsu dengan isu HAM, pluralisme, kebebasan, demokrasi malah dipuji-puji?
Puteri Indonesia adalah pembodohan sosial kepada kaum perempuan! Mereka dilombakan seperti kucing atau anjing kesayangan saya! Duh dunia ini sudah tidak cerdas lagi! Mohon ditanggapi Mbak Angel yang baik! Terima kasih
Posted by: Eire Supit | August 18, 2008 at 11:45 AM
saya sangat setuju dengan mb' angie...
Saya juga sangat mengagumi para puteri indonesia.
saya rasa pemilihan puteri indonesia sekarang sudah melenceng dari tujuan utamanya yaitu memperkenalkan budaya dan tradisi bangsa Indonesia kapada dunia luar.
puteri indonesia terakhir yang menurut saya benar-benar menjalankan tugasnya(dalam bidang kemanusiaan) adalah ARTIKA SARI DEVI. Setelah mb' Tika, tujuan utama puteri Indonesia seolah menjadi "Ambisius mengikuti ajang Miss Universe dan memenangkannya".
Posted by: cenie | August 12, 2008 at 09:32 AM
bagus lah teruskan perjuanganmu..........
Posted by: sugeng | July 19, 2008 at 11:23 AM
jadi pingin tau deh komentar mbak Nadine...
Posted by: dede suhaya | July 09, 2008 at 10:34 PM
hai mbak anggie...lam kenal...mbak cantiq deh
Posted by: puteri nadya rizqi | June 23, 2008 at 09:04 PM
sekali lagi, ajang putri-putrian seperti ini samasekali tak penting dan membodohi bangsa sendiri. untuk diketahui even seperti ini hanya laku di negara-negara miskin, yang wanitanya ingin cepat ngetop tanpa berjuang dengan menggunakan otak. saya mau tanya bagaimana kalau wanita yang tak dianugerahi wajah yang cantik, apakah ia juga dapat ikut. hentikan ajang ppi, tak berguna!
Posted by: hari | June 18, 2008 at 04:08 AM
Saya jg setuju bgt dgn angie, kecantikan seseorg tdk hanya terlihat pd tampilan fisik saja tp jg yg terpenting dr semua adalah bgmn tampilan kekayaan hati, jiwa , dan rasa yg kita miliki dpt diwujudkan kpd org lain, hati yg bersih cerminan diri yg kuat dan berprinsip. Thx ya
Posted by: Lulu | June 03, 2008 at 10:01 AM
saya selalu melihat prhelatan indonesia. saran saya jakia ada putri indonesia yang dikirim ke Miss Universe sebaiknya brain, behavior,and beuty yang digunakan sbg orang indonesia, jangan meniri orang barat karena kita masih punya kepribadian yang kuat. kalo boleh saran, kebudayan yang akan diperkenalkan ke internasional adalah kebudayaan yang sangat dikagumi seperti kebudayaan bali. khal ini disebabkan orang barat lebih mengenal bali daripad indonesia, terima kasih
Posted by: lely tri | April 11, 2008 at 08:03 AM
Selamat siang mba...
oiya, saya dan teman2 kelas, akan mengadakan acara talkshow tentang Kanker Serviks..Nah, saya dan teman2, ingin banget mengundang puteri indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini..Nama: ONE HOPE (think, hope, act, against cervical cancer now)...
Target sasarannya: mahasiswi Unpad dan mahasiswi di Universitas2 yang ada di Bandung. nah, kalo mau ngundang Puteri Indonesia, gimana yah?
makasih yah mba angie..
nanti kabarin melz ya ke [email protected]
makasih
Posted by: Melz, mhsiswi Fikom Unpad | April 03, 2008 at 02:08 PM
Aslm..
Mba anggi..
Laras senenh bgt de ma sosok mba..
Laras ingin sekali menjadi seorang PI..
But i know,,
i'm dreaming..
Kebetulan Laras teman dari PI '07 Putri Raemawasti..
Teman paguyuban Ikatan Duta Wisata Jawa Timur Raka-Raki..
Kebetulan saat pemilihan kita satu angkatan, tapi kita sama2 sama ga dapet..
Hiks3
Tp laras seneng bgt mb putri bs jd PI.
Salam bwt PI yg wonder woman yah..
Mb Artika khususnya..
Buat mb anggi..
Moga cepet dapet pendamping..
Laras doain dari sini..
See ya..
Posted by: Laras | September 25, 2007 at 04:27 PM
Cantik!
Smart!
That's you aLL!!
mba enggie tau dimana menempatkan diri..
ajang PI benar2 untuk memperlihatkan wanita Indonesia seharusnya, dimana hak dan pendapatnya terkadang menjadi terbelakang..
Begini ni harusnya PI..
salam buat Anoyher ReaL Putri Indonesia ya mba..
Siapa lAgi kalo bukan Mba Artika Sari Devi..
She's Like you..
Adoreable!!
Posted by: AYa fikom unpad | September 15, 2007 at 10:47 AM
hai mba anggie.... kamu patut menjadi PI kembali, utk saya PI yang terbaik dan teladan ialah mba anggie. kami para remaja yang ingin beranjak dewasa, ingin sekali mempunyai prinsip yang hampir mirip dengan mba anggie... thanks buat mengangkat derajat kaum wanita masa kini melalui tindakan yang mba ambil selama ini...
Matur Suksme
From MIta and Odik di Denpasar City...Semangat Untuk kaum Wanita
Posted by: odik dan mita | September 10, 2007 at 09:11 PM
mba anggie,,,
waaa,, aku salute bgt... i love ur comment 'bout PPI. diplomatis tapi tepat langsung ke sasaran tanpa men'judge pihak manapun,, huhuhu.. wise bgt!!
u inspired me.. huhuhu jadi pengen bsa kayak mba angie,, yg gak cuman cantik tapi jg b'intelektual tinggi... Brain, Beauty, Behaviour,, in u...oia satu lg.. god bless u!!
jadi pgn ikutan PPi jg,, tp gmana dunk mba aku pendek?? huhuhuhu,, mimpi kali yaa....
Posted by: shasya | August 17, 2007 at 04:05 PM
halo mbak anggi
hanya ada satu pesan :
jangan tinggalkan Yesus yang menjadi penolongmu sebelum engkau seperti ini.
god bless
sari - medan
Posted by: | August 11, 2007 at 05:17 PM
Cuantiq Buangggeeettttzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Posted by: arash | August 09, 2007 at 03:38 PM
hai cantik gimana punya kabar baik aja kan ?......... oh ya aku ini pengemar kamu loh mbak angelina oh ya terakhir aku melihat kamu begitu canti sekali kirimim donk pic - pic kamu yg lain makasih ya dan oh ya semoga kamu tabah dalam menjalani hidup yang diberikan tuhan ini yateruslah bersemangat selalu hari esok lebih ceria dari pada hari ini ok sayang met berjuang....................
Posted by: Erica | July 30, 2007 at 10:38 AM
u cantik sekali
Posted by: jake | July 26, 2007 at 11:01 PM
WOOOW, KEREN!
bikin artikel dan tulisan sedikit, yang comment buanyaaak! ternyata yang mau perhatian untuk blog ini, untuk angie juga, either pros atau cons banyak. Saya tertarik untuk bikin blog untuk miss lainnya. Jualan saya bakal laku nih, soalnya, comment sepanjang ini kan ga bakal diliatin dan dibales juga?
Kalo ada yang pros, pasti ada yang cons, pas banyak yang cons, pasti ada pros yang nyelip. whichever, ini blog RATINGnya jadi tinggi.
Thanks, Angie, you inspired me, and therefore, once again, you become a blessing.
Lord Be With you... Prov 31:10-31
Posted by: davekupang | June 09, 2007 at 12:17 AM
Ms Angie...u're the best character of miss indonesia in my mind!! u're smart,wise,beauty,and have a wide perception.i love you so much... i like your comments about miss indonesia and the social condition of our country. Nyentuh banget.....!!!! i wanna be like you. really! your comment about the true indonesian girl makes me more confidence as a girl. i wanna be a successfull girl with beauty both brain and behavior. ok?! btw, i'd like to see you 'akur kembali' with Mr. Adjie...yah! hopefully, it will be realize..Amien.. Keep fighting!! Thank you.!
Posted by: Lisa Rizki Fausiah | June 04, 2007 at 07:06 PM